2007-2008 Financial Crisis

This is a short piece of story of the 2007-2008 financial crisis, summarized from the ‘Inside Jobs’ movie.. 🙂

Sebelumnya terjadi krisis, terdapat ‘Glass-Steagall Act’ yang mencegah bank-bank besar melakukan merger dan melarang bank untuk melakukan aktivitas investment banking yang memiliki risiko tinggi. Namun, setelah Citicorp dan Travelers melakukan merger, yang seharusnya melanggar ‘Glass-Steagall Act’, terbitlah ‘Gramm-Leach-Bliley Act’ yang menghapus ‘Glass-Steagall Act’. Akibatnya, banyak bank-bank besar yang melakukan merger dan melakukan aktivitas investment banking yang berisiko tinggi dengan menggunakan dana dari nasabah.

Pada old system, pada saat debitur ingin meminjam duit ke kreditur, kreditur akan memeriksa eligibility dari debitur. Hal tersebut dikarenakan pembayaran pinjaman akan dibayarkan ke kreditur. Sedangkan pada new system, pembayaran pinjaman tidak dibayarkan ke kreditur melainkan ke investor.

Crisis

Crisis (Photo credit: Neil T)

Di new system, pinjaman dijual oleh kreditur ke investment bank. Oleh IB, berbagai pinjaman digabungkan menjadi satu complex derivative yang bernama Collateralized Debt Obligation’ (CDO). CDO tersebut kemudian dijual ke investor. Dengan begitu, debitur tidak lagi membayar pinjaman ke kreditur, melainkan ke investor yang membeli CDO tersebut. Kreditur mudah memberikan pinjaman karena risiko ‘debitur tidak mampu membayar’ tidak ditanggung oleh kreditor, melainkan ditanggung oleh investor. Pada akhirnya, kreditur hanya memikirkan komisi dalam mendapatkan debitur dan tidak mempertimbangkan eligibilitas dari debitur.

CDO yang banyak terdiri dari debitur yang tidak eligible, seharusnya memiliki rating investasi yang rendah. Dengan rating yang rendah, investor tidak mau membeli CDO. Agar CDO tersebut dibeli, IB membayar Credit Rating Agency (CRA) agar CDO diberikan rating yang paling baik, yaitu AAA.

Di lain pihak, AIG menjual derivative yang disebut dengan Credit Default Swap, dimana AIG akan menggantirugikan kerugian yang dialami investor apabila CDO mengalami kerugian. Namun, CDS tersebut tidak dijual ke investor yang memiliki CDO saja, melainkan juga ke speculators yang tidak memiliki CDO. Sehingga, apabila satu CDO mengalami kerugian, AIG harus membayar berkali-kali lipat.

Selama bertahun-tahun, CDO menjadi populer dan IB, CRA maupun kreditur meraup keuntungan yang sangat besar. Kreditur meminjam uang untuk membeli property dan lainnya untuk dipinjamkan ke debitur. IB juga meminjam uang dengan leverage yang sangat tinggi untuk membeli pinjaman dari kreditur untuk dijadikan CDO.

Dampak dari tidak eligiblenya debitur baru dirasakan tahun-tahun terakhir. Debitur mulai tidak mampu membayar investor dan investor mulai mengalami kerugian. Investor tidak mau lagi membeli CDO. Dampak tersebut dirasakan oleh berbagai pihak, mulai dari kreditur, IB, investor sampai AIG. Kreditur mengalami penumpukan property dan pinjaman yang sangat besar, IB juga mengalami penumpukan CDO dan pinjaman yang sangat besar, investor tidak dibayar oleh debitur dan AIG harus membayar kerugian tersebut ke investor dan speculators yang membeli CDSnya.

Dengan kerugian-kerugian tersebut, Lehman Brothers mengalami kebangkrutan, Merryl Lynch pada akhirnya di-bailed out oleh Bank of America dan AIG kemudian juga di-bailed out oleh pemerintah. Selain itu perusahaan-perusahaan kreditur juga banyak yang mengalami kebangkrutan.

Kerugian juga tidak dirasakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut saja, melainkan bersifat global. Unemployment rate di Eropa dan US meningkat drastis, ratus ribu pegawai menjadi penggangguran pada saat yang sangat singkat. Krisis merambat dan melanda ke seluruh dunia.

Leave a comment